RED MIST

RED MIST

Selasa, 24 Desember 2013

yeti



Yeti dipercaya sebagai manusia salju oleh masyarakat di sekitar pegunungan Himalaya. Yeren atau orang liar, demikian masyarakat menyebut Yeti. Sebutan Yeti berasal dari bahasa Sherpa/Newari yang digunakan oleh bangsa Cina-Tibet dengan pengucapan ‘yeh‘ yang berarti ‘salju’ dan ‘te‘ yang berarti ‘hewan’.

Beberapa orang ada yang salah mengartikan sebagai ‘binatang batu’ karena Yeh juga bisa berarti ‘area berbatu’. Orang-orang Nepal juga menyebutnya ‘Bonmanche‘ yang berarti ‘manusia liar’ atau ‘Kanchanjunga Rachyyas‘ yang berarti ‘iblis Kanchanjunga’.

Keberadaannya belum terbukti langsung dengan kasat mata karena beberapa penelitian selalu menemui jalan buntu saat ingin mengabadikan tentang sosok ini. Secara fisik,makhluk ini punya perawakan besar berbulu dan berjalan seperti manusia. Makhluk ini berjalan tegak dengan gaya yang canggung.

Penduduk dan pemburu di sekitar Himalaya bahkan menyatakan kalau makhluk ini pandai menyembunyikan diri. Hal ini disebabkan karena habitatnya yang memang jauh dari jalur manusia. Para pemburu juga mengatakan bahwa Yeti tidak tinggal di zona bersalju, melainkan di hutan Himalaya yang paling tinggi dengan kelebatan yang nyaris tak tertembus. Kalau makhluk ini berkelana ke zona bersalju, pastilah para pendaki gunung mungkin melihatnya atau menemukan jejak kakinya.

Sherpa, penduduk asli Nepal menduga bahwa alasan makhluk ini melintasi ladang bersalju adalah untuk mencari lumut yang mengandung garam yang banyak tumbuh di tumpukan batu sekitar gunung Himalaya. Ilmuwan Inggris, Ivan Sanderson mengatakan bahwa mahkluk ini bukan mencari lumut melainkan lumut kerak, yang kaya akan gizi.

Namun beberapa teori menyebutkan bahwa keberadaan Yeti tidak memberi petunjuk apakah itu binatang, orang seperti makhluk atau alien. Para ilmuwan lalu mengelompokkannya sebagai cryptid. Cryptid pada dasarnya adalah hewan-hewan yang diyakini ada tapi sampai sekarang belum diklasifikasikan ke dalam jenis hewan tertentu karena kurangnya bukti ilmiah dalam mengidentifikasikannya.
Yeti Dan Catatan Kemunculannya



Menurut beberapa catatan sejumlah petualang gunung Himalaya, banyak peristiwa penampakanYeti. Cerita pertama tentang penampakan Yeti yang muncul di awal abad ke-19 ialah petualang B.H Hodgson yang mengaku pernah melihat seekor kera panjang yang lari saat melihat timnya.

Kemudian pada abad ke-20 ketika banyak pendaki gunung mulai berpetualang ke wilayah Himalaya, dan jumlah penampakan secara dramatis meningkat. Yang paling populer adalah penampakan versi Eric Shipton pada tahun 1950-an. Eric Shipton bahkan menyebarkan foto-foto jejak kaki Yeti. Jejak kaki itu panjangnya 13 inch dengan lebar 8 inci. Saat itulah nama Yetimulai terkenal ke penjuru dunia.

Bahkan Sir Edmund Hillary melaporkan jejak kaki Yeti selama ekspedisi Gunung Everest yang terkenal. Segera setelah itu mulai banyak hal baru yang mulai muncul seperti penemuan bekas telapak kaki, beberapa helai rambut, kotoran, tempat peristirahatan, maupun bekas jari Yeti. Banyak penelitian dilakukan pada spesimen ini dan beberapa ada yang menyimpulkannya sebagai cryptid. Sementara yang lain menghubungkannya dengan beberapa beruang atau spesies kambing.
Penelitian Yeti di Zaman Modern



Akhir tahun 2007 lalu, para penjelajah dari serial ‘Destination Truth’ mengatakan telah menemukan bukti baru mengenai keberadaan makhluk Yeti di Himalaya. Mereka mengatakan telah menemukan bukti baru mengenai keberadaan makhluk Yeti di Himalaya. Mereka mengatakan telah menemukan tapak-tapak kaki Yeti ketika mencoba mengungkap misteri tersebut untuk film dokumenter televisi. Salah satu tapak yang diperlihatkan terdiri dari satu kaki utuh yang besarnya hampir dua kali ukuran tapak kaki manusia. Para penjelajah itu mengatakan makhluk tersebut tingginya bisa sampai 2,4 meter.

Dan baru-baru ini sebuah studi yang paling otentik tentang Yeti dilakukan oleh tim BBC yang menganalisis sampel rambut Yeti. Rambut ini diuji setelah tes DNA menunjukkan kemiripannya dengan apa yang ditemukan oleh Sir Edmund Hillary. Sebuah analisa yang mendekati kesimpulan bahwa rambut-rambut tersebut adalah mirip kambing atau kijang. Tak mau ketinggalan, tim dari Jepang bahkan mengklaim telah memasang beberapa kamera di Himalaya untuk merekam jejak Yeti di sana. Dan hingga kini belum menemukan hasilnya.

Publik sulit untuk mengatakan apakah harus percaya atau tidak kepada orang yang mengatakan bahwa ia telah melihat Yeti namun tak bisa membuktikannya, minimal foto yang nyata. Seorang Sherpa tua di Himalaya pernah berkata, ‘Yeti itu ada di balik pikiran semua manusia, hanya mereka yang diberkatilah yang tidak dihantui makhluk itu.’

Mari kita berharap bahwa dalam waktu dekat kita akan yakin tentang keberadaan status Yeti yang misterius dan legendaris itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar